Opini - Baru saja, keluarga besar Partai Golongan Karya menunaikan kewajiban konstitusionalnya, yakni' rapat pimpinan nasional dan musyawarah nasional ke XI pada 20 Agustus 2024 di Jakarta. Dalam laporannya, pada penutupan rangkaian kegiatan Rapimnas dan Munas XI Partai Golkar, pelaksana tugas ketua umum dewan pimpinan pusat partai Golkar, Ganjar Gumiwang Kartasasmita mengatakan bahwa 'Rapimnas dan Munas tahun 2024 saat ini, yang tercepat 'sepanjang sejarah berdirinya partai Golkar. Lanjut pak Ganjar Gumiwang, 'walaupun tercepat, tetapi konstitusional.
Dalam konteks konstitusional, pada semua organisasi. Tentunya, apabila pimpinan organisasinya telah berhalangan tetap, maka menjadi keniscayaan konstitusional untuk kemudian digantikan kepemimpinan organisasinya, guna dilaksanakan proses regenerasi kepemimpinan secara konstitusional. Musyawarah nasional XI Partai Golkar telah melahirkan kepemimpinan baru dalam menahkodai Partai Golkar untuk lima tahun kedepan, yakni' Bahlil Lahadalia telah terpilih secara aklamasi oleh semua peserta musyawarah nasional XI yang terdiri dari dewan pimpinan daerah partai Golkar seluruh Indonesia.
Terpilihnya Bahlil Lahadalia sebagai ketua umum DPP Golkar, merupakan keniscayaan konstitusional partai Golkar. Kemudian, dengan hadirnya Bahlil Lahadalia sebagai ketua umum DPP Golkar, sejatinya 'Golkar telah mempertegas nilai nasionalismenya sebagai partai politik yang sangat terbuka, dan partai politik yang senantiasa akomodatif terhadap semua komponen pada seluruh lapisan masyarakat Indonesia, dari Sabang hingga Merauke. Karena, Bahlil Lahadalia merupakan sosok pemimpin yang berasal dari kalangan masyarakat bawah dan berasal dari ujung timur Indonesia.
Nasionalisme partai Golkar kontemporer, menurut kami 'semakin baik dan sangat prospektif, tentunya dengan hadirnya para pemimpin muda dari berbagai latar belakang yang berbeda dan menyatu dalam suatu tujuan bersama pada partai Golkar. Kepemimpinan muda, sejatinya memiliki nilai terbaik sejak era perjuangan kemerdekaan Indonesia hingga berdirinya negara kesatuan republik Indonesia, sebut saja presiden Soekarno, Wakil presiden Indonesia Mohammad Hatta, Mohammad Yamin, Mohammad Natsir, dan tokoh-tokoh muda Indonesia lainnya, saat itu. Artinya, kepemimpinan muda Indonesia saat ini harus juga dipertegas kembali sebagai wujud nasionalisme Indonesia dalam berhadapan dengan tantangan kontemporer.
Baca juga:
Tony Rosyid: Anies Memang Beda
|
Terlepas dari wacana spekulatif politis, kami menilai "kehadiran kepemimpinan muda, terkhususnya di partai Golkar saat ini, merupakan suatu lompatan besar yang sangat bernilai terhadap eksistensi Indonesia, dalam menghadapi segala tantangan kehidupan berbangsa bernegara". Tentu juga, sebagai ikhtiar terbaik partai Golkar dalam turut mewujudkan kemajuan Indonesia ke arah sebaik-baiknya, alias mewujudkan Indonesia emas kedepannya.
Dengan demikian, kami berpandangan bahwa "sejatinya Bahlil Lahadalia sebagai ketua umum DPP GOLKAR saat ini" merupakan solusi partai Golkar dalam mendorong akselerasi kemajuan Indonesia kedepannya, tentunya partai Golkar akan sebagai motor penggerak utama kemajuan Indonesia, karena penilaian kami, "Bahlil Lahadalia adalah sosok pemimpin muda yang memiliki nilai militansi besar dalam berhadapan dengan tantangan-tantangan besar.
(Jakarta 28 Agustus 2024)
- Saiful Chaniago Wasekjend SOKSI -